Ujung Jalan

Akhir perjalanan adalah maut. Dunia adalah kendaraan seorang mukmin, yang dengannya dia berangkat menuju Tuhanya. Maka perbaikilah kendaraan kalian, niscaya ia akan membawa kepada Tuhan kalian.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rumah di atas laut

Senja di Perkampungan Suku Laut. Usiaku memasuki rembang petang digerogoti oleh zaman, mentari sebentar lagi kan tenggelam berganti dengan malam.

KEANGKUHAN

Ketegaranku untuk mempertahankan kokohnya pendirian. Aku berdiri tegak ditopang dengan dengan kekuatan yang maha dahsyat.

KINCIR ANGIN

Tak pernah lelah aku selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Kadang aku berada diatas kadang di bawah selalu berganti. Aku bekerja siang dan malam.

Tes Paragraf

Showing posts with label Bioteknologi. Show all posts
Showing posts with label Bioteknologi. Show all posts

Tuesday, August 27, 2013

Mudahnya Membuat Nata de Coco Sendiri


Alat dan Bahan

  1. Beker glasss ukuran 1 liter atau Panci
  2.  Kompor atau pembakar bunsen
  3.  pH indikator
  4.  Gelas ukur
  5. Toples
  6.   Kertas saring
  7. Ember
  8. Air kelapa
  9.  Gula pasir 
  10. Asam cuka atau asam asetat glasia
  11. Bakteri Acetobacter xylinum

Langkah Kerja
1.    Didihkan air kelapa sebanyak 1 liter dalam beker glass atau panci diatas pembakar bunsen, tambahkan gula pasir sebanyak 75 gram setiap liter air kelapa. Matikan kompor,  kemudian saringlah air kelapa tersebut dengan menggunakan kertas saring.
2.    Setelah dingin ukurlah pH-nya dengan menggunakan pH indikator, apabila pH-nya di atas 4 – 4,5 tambahkan asam cuka sampai pH-nya menjadi 4 – 4,5.
3.    Inokulasikan bakteri Acetobacter xylinum yang diperoleh dari biakan murni (baca: cara membuat biakan murni bakteri Acebakter xylinum) sebanyak 165 ml per liter air kelapa kemudian aduk secara merata.
4.    Air kelapa yang telah mengandung bibit masukan ke dalam toples, kemudian tutup dengan menggunakan kertas yang bersih dan simpan di tempat yang aman selama 15 hari.
5.    Setelah 15 akan terbentuk lapisan putih di permukaan air kelapa. Angkat lapisan itu dengan menggunakan garpu secara hati-hati.
6.    Buanglah lapisan atau selaput tipis yang melekat pada bagian bawah lapisan putih tadi, kemudian potong-potong lapisan putih yang diperoleh sesuai yang diinginkan, lalu cuci sampai bersih.
7.    Rendam hasil potongan tadi selama 2 -3 hari untuk menghilangkan asamnya, kemudian tiriskan. Setiap hari air rendaman harus diganti dengan yang baru. Bila setelah 3 hari masih terasa asam didihkan selama 10 menit.

Pembahasan:
Proses pembuatan nata de coco dibantu oleh sejenis bakteri bernama Acetobacter xylinum. Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.

Nata berarti bacterial celulose atau selulosa sintesis, hasil sintesis dari gula oleh bakteri pembentuk nata, yaitu Acetobacter xylinum. Bakteri ini adalah bateri asam asetat, bersifat aerob, gram negatif dan berbentuk batang pendek. Dalam medium cair Acetobacter xylinum akan membentuk suatu lapisan (massa) yang dapat mencapai ketebalan beberapa centimeter. Bakteri itu terperangkap dalam massa fibriler yang dibuatnya. Untuk dapat menghasilkan massa yang kokoh, kenyal, tebal, putih dan tembus pandang, perlu diperhatikan suhu inkubasi (peraman), komposisi, dan pH media.

Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.

Air kelapa yang digunakan dalam proses fermentasi harus memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan untuk menghasilkan nata yang baik. Air kelapa harus berasal dari kelapa yang telah matang, tidak terlalu muda atau tua. Sebelum dimasukkan biakan nata de coco, ditambahkan karbohidrat, nitrogen dan asam cuka untuk menunjang kehidupan bakteri ini. Senyawa hidrat arang yang digunakan adalah senyawa sederhana yang terdiri dari sukrosa, fruktosa, maltosa dan manosa. Sukrosa merupakan senyawa yang paling baik bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. 

Nitrogen yang ditambahkan ke dalam air kelapa berasal dari nitrogen organik seperti protein dan ragi. Namun, dapat juga menggunakan nitrogen non organik seperti urea, amonium sulfat [(NH4)­­2SO4] dan ammonium fosfat (NH4)3PO4. Jika dibandingkan dengan nitrogen organik, biaya penggunaan nitrogen non organik lebih murah dan kualitasnya pun cukup baik. Bahkan amonium sulfat sangat baik dijadikan bahan tambahan pembuat nata de coco karena harganya sangat ekonomis, mudah larut dalam larutan lain dan sangat selektif terhadap pertumbuhan mikroba lain.

Dari berbagai sumber

Sunday, August 25, 2013

Cara Membuat Biakan Murni Bakteri Acetobacter xylinum Untuk Starter Nata de Coco


Alat dan Bahan

  1. Beker glasss ukuran 1 liter atau Panci
  2.  Kompor atau pembakar bunsen
  3.  pH indikator
  4.  Gelas ukur
  5. Toples
  6.   Kertas saring
  7. Ember
  8. Air kelapa
  9.  Gula pasir 
  10. Asam cuka atau asam asetat glasia
  11. Bakteri Acetobacter xylinum

Langkah Kerja
1.    Didihkan air kelapa sebanyak 1 liter dalam beker glass atau panci diatas pembakar bunsen, tambahkan gula pasir sebanyak 75 gram setiap liter air kelapa. Matikan kompor,  kemudian saringlah air kelapa tersebut dengan menggunakan kertas saring.
2.    Setelah dingin ukurlah pH-nya dengan menggunakan pH indikator, apabila pH-nya di atas 4 – 4,5 tambahkan asam cuka sampai pH-nya menjadi 4 – 4,5.
3.    Inokulasikan bakteri Acetobacter xylinum yang diperoleh dari biakan murni (baca: cara membuat biakan murni bakteri Acebakter xylinum) sebanyak 165 ml per liter air kelapa kemudian aduk secara merata.
4.    Air kelapa yang telah mengandung bibit masukan ke dalam toples, kemudian tutup dengan menggunakan kertas yang bersih dan simpan di tempat yang aman selama 15 hari.
5.    Setelah 15 akan terbentuk lapisan putih di permukaan air kelapa. Angkat lapisan itu dengan menggunakan garpu secara hati-hati.
6.    Buanglah lapisan atau selaput tipis yang melekat pada bagian bawah lapisan putih tadi, kemudian potong-potong lapisan putih yang diperoleh sesuai yang diinginkan, lalu cuci sampai bersih.
7.    Rendam hasil potongan tadi selama 2 -3 hari untuk menghilangkan asamnya, kemudian tiriskan. Setiap hari air rendaman harus diganti dengan yang baru. Bila setelah 3 hari masih terasa asam didihkan selama 10 menit.

Pembahasan:
Proses pembuatan nata de coco dibantu oleh sejenis bakteri bernama Acetobacter xylinum. Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.

Nata berarti bacterial celulose atau selulosa sintesis, hasil sintesis dari gula oleh bakteri pembentuk nata, yaitu Acetobacter xylinum. Bakteri ini adalah bateri asam asetat, bersifat aerob, gram negatif dan berbentuk batang pendek. Dalam medium cair Acetobacter xylinum akan membentuk suatu lapisan (massa) yang dapat mencapai ketebalan beberapa centimeter. Bakteri itu terperangkap dalam massa fibriler yang dibuatnya. Untuk dapat menghasilkan massa yang kokoh, kenyal, tebal, putih dan tembus pandang, perlu diperhatikan suhu inkubasi (peraman), komposisi, dan pH media.

Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.

Air kelapa yang digunakan dalam proses fermentasi harus memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan untuk menghasilkan nata yang baik. Air kelapa harus berasal dari kelapa yang telah matang, tidak terlalu muda atau tua. Sebelum dimasukkan biakan nata de coco, ditambahkan karbohidrat, nitrogen dan asam cuka untuk menunjang kehidupan bakteri ini. Senyawa hidrat arang yang digunakan adalah senyawa sederhana yang terdiri dari sukrosa, fruktosa, maltosa dan manosa. Sukrosa merupakan senyawa yang paling baik bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. 

Nitrogen yang ditambahkan ke dalam air kelapa berasal dari nitrogen organik seperti protein dan ragi. Namun, dapat juga menggunakan nitrogen non organik seperti urea, amonium sulfat [(NH4)­­2SO4] dan ammonium fosfat (NH4)3PO4. Jika dibandingkan dengan nitrogen organik, biaya penggunaan nitrogen non organik lebih murah dan kualitasnya pun cukup baik. Bahkan amonium sulfat sangat baik dijadikan bahan tambahan pembuat nata de coco karena harganya sangat ekonomis, mudah larut dalam larutan lain dan sangat selektif terhadap pertumbuhan mikroba lain.

Dari berbagai sumber