“Kullu nafsin dzaiqotul maut” Setiap yang bernyawa
pasti akan mati. Dalam sebuah nyanyian yang sering terdengar “Orang kaya mati, orang
miskin mati, raja-raja mati, rakyat biasa mati, semua pergi menghadap
Illahi...”. Tak seorang pun akan bisa lari menghindar dari kematian walaupun
kita bersembunyi maut pasti akan menjemput. Kapan datangnya malaikat maut itu tak
seorang pun akan tahu. Sebab persoalan mati merupakan rahasia Illahi. Mati
tidak pernah mengenal usia baik itu balita, anak-anak ataupun orang dewasa. Bila
masanya sudah tiba, saat makan pun kita
bisa meninggal. Tetapi sebaliknya, jika masanya belum tiba meski kita
diberondong oleh peluru dari senjata mesin kita akan tetap hidup.
Kematian
Ustadz Jeffry Al Buchory (Uje) merupakan salah satu contoh. Siapa yang
menyangka dia akan begitu cepat dipanggil oleh Allah SWT, beberapa jam
sebelumnya dia masih bercengkrama dengan teman-temannya di sebuah kafe kawasan
Kemang membahas kegiatan di bulan
Ramadhan dan rencana syuting di Arab Saudi bulan Mei. Ketika hendak pulang ke
rumah di perjalanan mengalami kecelakaan tepatnya di Jl Gedung Hijau Pondok
Indah Jakarta Selatan, motornya menabrak pohon palm di pinggir jalan dan saat
itu malaikat maut pun menjemputnya.
Memang
kematian adalah suatu misteri yang tak seorang pun akan tahu kecuali Tuhan yang
Maha Pencipta Allah SWT. Sebab itu kita harus mendekatkan diri kepada Allah
melalui ibadah dan amal shalih. Ibadah dan amal shalih merupakan kendaraan yang
akan membawa kita kepada Sang Illahi oleh karena itu kita harus memperbaiki
kendaraan tersebut (ibadah dan amal shalih) sehingga akan membawa ke tempat
tujuan kita yang terakhir (Allah SWT) dengan selamat. Kita tak pernah tahu
berapa lamakah lagi jatah usia kita hidup di dunia oleh karena itu kita jangan
menunda-nunda lagi untuk melakukan amal kebaikan.
Dalam
sebuah Hadits riwayat Abu Hurairah disebutkan, “Segeralah melakukan
amal-amal shalih sebelum datangnya tujuh perkara: tiada yang kamu tunggu
melainkan kefakiran yang dapat melalaikan, kekayaan yang menimbulkan
kesewenang-wenangan, sakit yang mengantar kepada kerusakan, masa tua yang
menjadi pikun, kematian yang selalu disiapkan, atau Dajjal; seburuk-buruk hal
ghaib yang ditunggu, atau hari kiamat yang membuat orang panik dan sangat
pahit” (HR. Tirmidzi).
Jangan
menunggu masa tua untuk bertaubat, sebab kita tak pernah tahu kapan datangnya
kematian. Apakah kita akan hidup sampai tua?, tak seorang pun akan bisa memberi
jawaban. Batas antara hidup dan mati begitu tipis. Sekarang kita masih segar
bugar siapa tahu jika besok kita akan meninggal dunia.
Ibnu
al-Jauzi dalam Shaidul Khathir, “Seharusnya manusia mengetahui kemuliaan
kesempatan dan nilai waktu, sehingga tidak menyia-nyiakannya dalam hal-hal yang
tidak mendahulukan (diri pada Allah), meski sesaat. Hendaklah mendahulukan yag
lebih utama dalam ucapan maupun pekerjaan, dan hendaklah niat untuk melakukan
kebaikan selalu hadir (di hatinya).”
Banyak
hikmah yang bisa kita ambil dari kematian seseorang, terutama kematian yang
terjadi secara mendadak. Malaikat maut selalu mengincar kita untuk mencabut
nyawa kapan pun dan dimana pun kita berada, tak seorang pun akan mengetahui
kecuali Allah. Gunakan waktu sebaik mungkin untuk beribadah selama kita masih
diberi kesempatan. Sebab waktu merupakan sumber daya yang tidak bisa
diperbaharui oleh karena itu jangan menunda suatu pekerjaan amal baik sampai
hari esok. Amiin.
Dari berbagai Sumber