Ujung Jalan

Akhir perjalanan adalah maut. Dunia adalah kendaraan seorang mukmin, yang dengannya dia berangkat menuju Tuhanya. Maka perbaikilah kendaraan kalian, niscaya ia akan membawa kepada Tuhan kalian.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rumah di atas laut

Senja di Perkampungan Suku Laut. Usiaku memasuki rembang petang digerogoti oleh zaman, mentari sebentar lagi kan tenggelam berganti dengan malam.

KEANGKUHAN

Ketegaranku untuk mempertahankan kokohnya pendirian. Aku berdiri tegak ditopang dengan dengan kekuatan yang maha dahsyat.

KINCIR ANGIN

Tak pernah lelah aku selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Kadang aku berada diatas kadang di bawah selalu berganti. Aku bekerja siang dan malam.

Tes Paragraf

Wednesday, November 21, 2018

HUMOR SUFI: Tuan Hakim Yang Bodoh


Pada suatu tengah malam, seorang pencuri memanjat tembok orang kaya yang terkenal bakhil dan bodoh. Ketika pencuri itu menginjak ambang jendela, ternyata kayunya sudah rapuh hingga runtuh. Akibatnya pencuri itu pun terjerembab ke tanah. Kakinya patah dan tidak dapat berlari. Karena itu, dengan mudah ia diringkus dan dihadapkan kepada hakim.

Konon, hakim negeri itu masih ada hubungan family dengan Raja. Otaknya bebal, dan tadinya tidak punya pekerjaan. Supaya memperoleh penghasilan dan agar ia dapat dikendalikan, Raja justru mengangkat orang bodoh tersebut menjadi hakim.

Begitulah. Malam itu, setelah pencuri berada di mukanya, sang hakim pun bertanya, “Tahukah kamu mengapa dibawa kehadapanku?”.

Pencuri itu berakal cerdik. Maka dengan berani ia menjawab, “Saya dihadapkan kemari untuk mengadukan suatu urusan.”

“Urusan apa?” Tanya hakim.

“Begini. Saya baru saja memanjat tembok orang kaya itu,” sambil menunjuk kea rah si hartawan. “Pada waktu menginjak ambang jendela kamarnya, kayunya patah sehingga saya terjatuh dan luka-luka. Maka saya datang menghadap agar Tuan menghukum orang kaya itu. Karena gara-gara ketelodorannya memasang kayu yang rapuh, saya pun mendapat celaka.”

Hakim goblok itu mengangguk-angguk. “Apa betul, hai hartawan, kayu jendelamu patah?” Orang kaya itu menyahut, “Betul, Tuan.”

Kata hakim bila demikian, engkau akan kuhukum tiga tahun penjara. Jika kelak ternyata si pencuri meninggal dunia, engkau pun akan dihukum mati.”

Hartawan itu gemetar. Namun, dengan kecerdikannya ia menyanggah, “Seharusnya kesalahan itu tidak ditimpakan kepada saya, Tuan Hakim. Sebab bukan saya yang bersalah. Tukang kayu yang memasang jendela itulah yang harus dihukum.”

Hakim goblok itu bisa juga berpikir. Ia menggumam, “Betul, betul. Yang salah memang tukang kayunya. Bukan hartawan ini.”

Maka hakim pun memerintahkan untuk mencari si tukang kayu, sedangkan hartawan tersebut segera dilepaskan.

Setelah tukang kayu itu tertangkap dan dibawa ke meja hijau, hakim bertanya, ”Betulkah kamu yang membuat dan memasang jendela di rumah orang kaya itu?”

Tukang kayu itu mengangguk sejujurnya. Sebab ia merasa tidak punya kesalahan apa-apa.

Hakim berkata, “Kalau begitu, kamu akan dihukum tiga tahun. Sebab, akibat kelalaianmu menyebabkan seorang pencuri terjatuh dan luka-luka. Kalau pencuri itu meninggal dunia, engkau pun akan dihukum mati.”

Untung tukng kayu cepat tanggap. Ia cepat membantah, “Maaf, Tuan Hakimyang terhormat. Saya mengaku membuat jendela itu kurang kuat. Tetapi, yang salah bukan saya.”

“Siapa?” Tanya hakim.

“Seorang gadis berbaju mera.”

“Alasanmu?”

“Begini, Tuan, “jawab tukang kayu. “Waktu saya sedang mengerjakan jendela, lewatlah gadis berbaju merah itu dengan lenggangnya yang menawan. Saya terpesona oleh baju merahnya yang serasi, jadi mata saya tertuju terus kepadanya.”

“Wah, kurang ajar gadis berbaju merah itu, “sambut Tuan Hakim. “Pengawal! Cari dan seret gadis berbaju merah itu kemari.”

“Dengan paksa akhirnya gadis berbaju merah itu di bawa menghadap hakim setelah digerebek di pasar. Ia langsung ditanya oleh hakim. “Apa benar kata tukang kayu? Pada waktu ia sedang membuat jendela, kamu berjalan di muka rumahnya dengan memakai baju mera?”

“Gadis itu mengangguk polos. Dan anggukan itu mengundang malapetaka. Sebab ia pun diancam akan dihukum. Maka dengan keras ia berkilah, “Kalau soal baju merah, sudah tentu yang salah bukan saya.”

“Jadi, siapa?” Tanya hakim menghardik.

“Tukang celup baju. Mengapa ia mencelup baju saya berwarna merah?”

“Hem, alasanmu masuk akal. Memang tukang celup itu yang harus dijatuhi hukuman setimpal,” ujar hakim.

Secara tangkas para punggawa yang diperintahkan menangkap tukang celup dapat menemukan rumahnya. Karena ia tidak bisa berdalih, akhirnya hukuman tiga tahun dijatuhkan kepadanya. Malang pula nasibnya. Beberapa minggu kemudian, si pencuri sakit dan meninggal dunia. Sesuai dengan keputusan semula, si tukang celup yang kebetulan bertubuh amat jngkung itu dikeluarkan dari selnya dan dibawa menuju tiang gantungan untuk dihukum mati.

Baca: Abu Nawas Membuat Onar di Tengah Pasar
 

Sesudah jerat terpasang di leher tukang celup itu, ternyata tiang gantungannya terlalu pendek dibandingkan dengan tinggi badan si tukang celup yang amat jangkung tersebut. Maka selama dua jam tukang celup itu tidak mati-mati.

Algojo pun kebingungan. Ia mendatangi tuan hakim dan mengadu, “Maaf, Tuan. Sudah dua jam tukang celup itu belum mati.”

“Sebabnya?” Tanya hakim keheranan.

“Orangnya terlalu jangkung sedangkan tiang gantungannya sangat pendek.”

“Bodoh kamu,” damprat hakim. “Begitu saja tidak bisa diatasi.”

“Bagaimana, Tuan?” Tanya algojo.

“Jika dia terlalu tinggi, cari lah tukang celup lain yang pendek. Gantunglah tukang celup yang pendek itu.”

Hari itu juga tukang celup yang jangkung dibebaskan, sedangkan seorang tukang celup berbadan kerdil ditangkap lalu dijatuhi hukuman gantung. Ia tidak ada kaitan apa-apa dengan perkara itu.

Kesalahannya Cuma satu: Kebetulan tubuhnya pendek dan hakim negeri itu orang paling bodoh yang pernah memegang wewenang hukum. Untunglah kejadian semacam itu tidak terulang lagi. Sebab, sesudah Raja yang lama meninggal dunia, Raja yang baru adalah seorang pemimpin Negara yang bijak dan adil. 
(Hidayah Edisi 43 Tahun 2005)

Friday, November 16, 2018

REBO WEKASAN: Tradisi Tolak Bala dan Ungkapan Syukur


Tradisi in cukup masyhur di kalangan masyarakat Jawa. Namun ada banyak versi yang mengklaim kemunculanya, lantaran masing-masing daerah berbeda-beda dalam mempraktekannya

Rebo wekasan atau yang dikenal juga dengan istilah rebo pungkasan adalah Rabu terakhir di bulan safar. Pada hari itu, terdapat momentum khusus yang lazim dilakukan sebagian besar masyarakat Jawa tempo dulu.


Ada banyak daerah yang mengklaim kemunculannya. Gresik, misalnya, mengklaim bahwa tradisi rebo wekasan berasal dari sana. Disebutkan bahwa zaman dahulu terjadi bencana kekeringan di sebuah desa bernama Pelaman. Padahal Sunan Giri telah memberikan petunjuk kalau ada sumber air yang sangat besar di sekitar Mesjid Pelaman. Sayang, lama kelamaan sumber air tersebut menyusut.

Sunan Giri lalu memberi petunjuk kepada warga; jika mereka menemukan tempat yang banyak tumbuh pepohonan, maka aka nada sumber air di sana. Setelah beberapa lama mencari, akhirnya mereka menemukan tempat tersebut di sebuah desa yang bernama Pongangan.


Kebetulan, hai itu bertepatan dengan hari Rebo (Rabu) terakhir di bulan Safar. Untuk mengenangnya, warga pun senantiasa memperingati peristiwa tersebut dengan beragam ucapan adat.

Di Yogyakarta, tepatnya di desa Wonokromo, Plerde, Bantul, juga mengklaim menyelenggarakan rebo wekasan. Yakni gelarnya sebuah upacara pada Selasa malam atau malam Rabu.


Konon, hari yang terakhir dalam bulan Safar itu merupakan hari pertemuan antara Sri Sultan Hamengku Buwono I dengan Kyai Faqih Usman. Berdasarkan hari itulah kemudian masyarakat menamakannya dengan upacara rebo wekasan atau rebo pungkasan. Ketika itu, upacara dipusatkan di depan masjid. Namun seminggu sebelumnya, terlebih dahulu diselenggarakan pasar malam.


Upacara rebo wekasan ini sendiri dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, serta ungkapan terima kasih pada Kyai pertama di Wonokromo  Kyai Faqih Usman atau Kyai Welit yang bisa menyembuhkan segala penyakit dan dapat memberikan berkah untuk kesuksesan usaha atau untuk tujuan-tujuan tertentu.


Selain itu, ada yang menyelenggarakan rebo wekasan dengan jalan-jalan ke pantai untuk mandi dengan maksud untuk menycikan diri dari segala kesalahan dan dosa. Namun ada pula yang merayakannya dengan riungan (kumpul bersama) di pagi hari di sebuah masjid. Riungan itu dipimpin oleh imam masjid dan diiringi dengan tahlil dan tahmid serta diakhiri dengan do’a tolak bala. Setelah itu, barulah jamuan dibagikan kepada peserta riungan untuk dimakan bersama-sama.

Masih dengan maksud menolak bala, di sebagian tempat ada yang menyelenggarakan rebo wekasan dengan shalat, baik dilakukan secara sendirian maupun berjamaah. Karena itulah shalat tersebut dinamakan shalat rebo wekasan. Shalat ini biasanya dikerjakan pada rabu pagi akhir bulan Safar setelah shalat Isyraq, kira-kira mulai masuk waktu Dhuha.


Terkait dengan shalat rebo wekasan ini, Ahmad Buwaethy dalam rebo wekasan menyatakan bahwa tradisi ini bisa jadi bersumber dari sebuah buku berjudul “Kanzun Najah” karangan Syekh Abdul Hamid Kudus. Di dalamnya diterangkan bahwa sebagian ulama ahli mukasyafah (sebutan ulama sufi tingkat tinggi) sering melaksanakan shalat pada setiap rabu di akhir bulan Safar. Karena pada hari itu diturunkan 360.000 malapetaka dan 20.000 macam bencana ke bumi.


Bagaimana menyikapi?

Banyak cara dan versi sejarah maupun mitos kemunculannya mengindikasikan bahwa praktek rebo wekasan merupakan bagian tak terpisahkan dari tradisi sebagian besar masyarakat Islam di Jawa.


Keinginan mengungkapkan syukuran, membersihkan diri membaca do’a tolak bala dan do’a selamat, serta bergembira bersilaturahim dengan makan bersama tak lain merupakan merupakan ajang tahunan warga setempat yang sangat psitif.

Sayangnya tak dimungkiri, cukup banyak juga memodifikasi perhelatan rebo wekasan ini dengan acara diluar dari yang disebutkan di atas. Terutama sampai menjurus kepada hal-hal yang  berbau syirik, apalagi pada perbuatan asusila dan tindak kriminal. 


Seperti pelaksanaan shalat rebo wekasan yang secara nyata bersumber pada pendapat ahli mukasyafah saja. Atas dasar itulah mayoritas ulama mengatakan shalat tersebut tidak dianjurkan, dengan alas an tidak ada Hadits yang menerangkannya.


Sikap baik terhadap hal ini adalah mengembalikannya pada aturan bahwa semua ibadah didasarkan atas perintah. Jika perintah tersebut tidak ada, tentunya khawatir akan melenceng dari yang digariskan agama. Sebab hakikatnya semua shalat yang kita kerjakan baik wajib maupun sunah dapat menolak bala.


Selain shalat rebo wekasan, adanya anggapan bahwa mandi Safar sebagai media pencuci dosa, tarian bersama sinden dengan memasukkan uang ke kemben bagian dalam dada sinden, minuman-minuman, judi dan seterusnya adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari perhelatan rebo wekasan. Tradisi seperti ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam. 


Padahal masih banyak hal-hal positif dari tradisi rebo wekasan yang bisa diterima. Apalagi kalau kita bisa menjadikan tradisi ini sebagai media syiar Islam. Karena itu, perlua kearifan dalam memaknai dan mempraktekan tradisi ini. (Hidayah Edisi 90 Februari 2009).

Wednesday, November 14, 2018

ANDA KORBAN STRES?

Terlalu banyak stress dalam pekerjaan? Usahakan  mengubah suasana pekerjaan yang menegangkan menjadi menyenangkan. Demikian menurut seorang ahli terapi psikologi dari New York AS. Roberto Temes.
Karena Anda cukup lama melewatkan waktu di kantor,dalam jangka panjang ketegangan sekecil apapun memang bisa sangat mengganggu .
Melalui kuis ini anda akan tahu apakah pekerjaan Anda menegangkan dan bagaimana cara mengatasinya. Jawablah kuis berikut ini dengan B (Benar) atau S (Salah). Jangan lupa menghitung skor Anda!
  1.  Agresivitas sangat pas diterapkan dalam pekerjaan
  2. Sehabis akhir minggu yang penuh kejengkelan bersama keluarga, saya biasanya tidak bergairah masuk kantor
  3.  Selama cuti, bila bertemu dengan teman sekantor, rasanya saya tidak ingin membicarakan soal pekerjaan
  4. Saya merasa bersalah bila semangat saya tampak mengendur sehabis menyelesaikan proyek yang sulit
  5. Saya suka memberikan bantuan kepada teman kerja, tapi saya sering bertanya-tanya sendiri apakah atasan memperhatikannya dan saya akan mendapat keuntungan apa?
  6. Bagi saya sukses berarti menghasilkan banyak uang
  7. Kalau saya suatu kali memenangkan undian besar, saya akan tetap bekerja tetapi tentu saja dengan muka cerah
  8. Saya selalu merencanakan pekerjaan dua kali lebih dari kemampuan saya
  9. Saya selalu menuntut kesempurnaan, supaya jangan sampai melakukan kesalahan
  10. Saya tidak pernah sukarela melakukan pekerjaan ekstra
  11. Bila atasan mengritik rewel, saya ikut kesal dan mudah tersinggung
  12.  Saya selalu berharap setiap hari dapat belajar sesuatu yang baru

    Ukuran Stres Anda:
    Jumlahkan jawaban S dan B . Semakin banyak jawaban B yang diberikan, berarti Anda semakin stress.
    1 - 4 Benar: Berjiwa matang 
    Anda secara umum  menikmati pekerjaan karena selalu berpikir logis. Tidak seperti Anda, orang yang selalu tegang cenderung impulsif. Anda tahu bagaimana tetap berkepala dingin bila menghadapi krisis. Kekuatan Anda terletak pada kemampuan untuk menganalisis situasi dan pilihan sebelum bertindak, baik bila berunding dengan atasan maupun teman sekerja. Anda berani mengakui kesalahan. Anda tahu siapa pun pernah melakukan kesalahan.
    5 - 8 Benar: Tegang
     Anda cederung menuntut kesempurnaan. Sebab itu, Anda kecewa bila sesuatu tidak berjalan dengan lancar. Usahakan untuk mengurangi agresivitas supaya Anda tidak menderita stres berat. Ingat, kesuksesan itu berbeda-beda bagi masing-masing pribadi. Bagi banyak orang, sukses berarti menghasilkan lebih banyak uang. Tapi menurut penelitian, banyak juga orang yang mau menerima gaji lebih rendah asalkan hatinya puas dan tidak stres.
    9 - 12 Benar: Korban Stres
    Anda mengkhawatirkan semua hal,  bahkan yang di luar kekuasaan Anda. Untuk mengurangi stres, jangan biarkan hal-hal sepele mengganggu diri Anda. Anda cenderung kurang fleksibel, yang tentu saja akan menaikkan tekanan darah Anda. Buatlah pekerjaan jadi mengasyikkan dengan bekerja sebatas kemampuan. Berikanlah pertolongan kepada orang lain, tapi jangan selalu mengharapkan pujian. Yang terpenting, janganlah merasa Anda bertanggung jawab atas suasana hati atasan Anda. (Intisari: 1996)


     

Sunday, November 11, 2018

Kisah Nyata Mengharukan, Sujud Terakhir di Malam Pengantin


Kisah nyata mengharukan ini terjadi di Abha, ibu kota Provinsi Asir, Arab Saudi. Syaikh Abdul Muhsin Al-Ahmad menceritakan kisah mengharukan ini dan videonya telah diupload di Islamic Tube.

1001KisahTeladan.com – Anggun. Gaun pengantin warna putih membuatnya semakin anggun. Jilbab besar menjadi mahkotanya. Make-up tipis menghiasi wajah ayunya. Hari itu ia begitu bahagia.
“Allaahu akbar, Allaaahu akbar” adzan Isya’ berkumandang, menyadarkannya bahwa ia sudah tak punya wudhu.
“Bu, aku mau berwudhu dan shalat Isya’ dulu,” pamitnya dengan nada santun kepada ibunda. Ia memang terbiasa shalat di awal waktu.
“Apa kamu sudah gila? Para tamu sudah datang. Jika engkau wudhu, bagaimana dengan make-up mu? Semuanya akan terbasuh oleh air” jawab ibunya spontan. Ia terkejut dengan permintaan anaknya.
“Aku harus shalat, Bu. Ibu sudah tahu kan, shalat adalah perintah Allah yang tak bisa ditawar”
“Iya, tapi kan bisa shalatnya nanti saja setelah walimah selesai,” tukas sang ibu, “Aku ibumu. Demi Allah, jika engkau berwudhu sekarang, ibu akan marah”
“Demi Allah. Shalat ini adalah perintah Allah. Ibu sendiri tahu bahwa kita tak boleh mentaati manusia untuk mendurhakai Allah. Aku takut dimarahi Allah”
“Tapi nanti bagaimana? Para tamu akan menertawakanmu karena engkau menemui mereka tanpa make-up. Engkau nanti tidak terlihat cantik”
“Ibu, jika ibu suka aku terlihat cantik di hadapan manusia, tidak sukakah ibu jika aku terlihat cantik di hadapan Allah? Dengan berwudhu dan shalat di awal waktu, Allah akan mencintai kita, mempercantik kita, apapun omongan orang”
Sang ibu tak bisa berbuat apa-apa lagi untuk mencegah putrinya itu untuk berwudhu. Selesai berwudhu, pengantin itu masuk ke sebuah ruangan untuk menunaikan shalat.
“Lama sekali shalatnya,” sang ibu gusar. Sebagian tamu sudah menunggu sekian lama, tapi putrinya belum juga keluar dari ruang shalatnya. Betapa terkejutnya sang ibu saat membuka ruangan itu. Putri tercintanya ternyata meninggal dalam kondisi sujud.
Pesan moral kisah nyata yang terjadi di Abha, ibu kota Provinsi Asir, Arab Saudi. Syaikh Abdul Muhsin Al-Ahmad menceritakan kisah mengharukan ini dan videonya telah diupload di Islamic Tube.
Kullu nafsin dzaa’iqatul maut. Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Masalanya, kita tak tahu kapan Allah mengambil nyawa kita. Banyak orang yang meninggal di saat tua. Tetapi tidak sedikit yang meninggal secara tiba-tiba.
Sungguh beruntung orang yang ketika maut menjemput, ia sedang beribadah kepada Allah. Atau ia sedang melakukan amal shalih dan kebajikan. Jadilah ia husnul khatimah. Dan inilah yang kita cita-citakan.
Pengantin wanita itu telah mengajarkan kita. Ia telah memenangkan perintah Allah. Ia tidak mau menunda shalat. Ia tidak berberat hati kehilangan make-up demi wudhu. Dan jadilah malam itu malam terakhirnya. Jadilah sujud itu sujud terakhirnya.
Suami, keluarga, dan para tamu mungkin berduka. Tetapi ia telah berbahagia menghadap Tuhannya. Malam walimah mungkin berubah menjadi malam kesedihan. Tetapi baginya, malam itu adalah malam paling membahagiakan. Insya Allah.
[via Kisahikmah . com]