Guru berasal dari kata digugu dan ditiru, Harus digugu artinya segala
sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai
kebenaran oleh semua murid. Sebagai guru harus ditiru, artinya
seorang guru harus menjadi suri tauladan (panutan) bagi semua muridnya. Kepada sosok seperti ini,
kita sandarkan kepercayaan penuh sekaligus sumber dan inspirasi keteladanan
dalam mendidik anak-anak bangsa.
Ada banyak
indikator untuk menempatkan guru sebagai sosok yang layak digugu dan ditiru.
Tergantung cara pandang kita tentang guru. Namun, setidaknya kita dapat melihat
guru dari dua indikator, yaitu kompetensi dan sikap. Seharusnya, guru dapat
digugu karena kompetensinya. Guru dapat ditiru karena sikapnya. Guru tidak hanya
menjalankan tugas mengajar di depan kelas. Tapi guru dituntut untuk mampu
mengembangkan kemampuan dan kecerdasan siswa secara komprehensif, baik
intelektual, emosional, dan spiritual. Bahkan guru kini, dianggap menjadi sosok
sentral dalam membentuk karakter siswa.
“Membangun suatu bangsa diawali
dari dalam kelas oleh karena itu tanamkan kejujuran dan disiplin kepada anak
didikmu” kata seorang Profesor dalam sebuah seminar. Baik buruknya suatu bangsa
tidak bisa terlepas dari peran guru di sekolah. Guru adalah orang yang
memberikan pengetahuan sekaligus pendidikan akhlak terhadap murid-muridnya. Ia
mengajari cara membaca, berhitung, berpikir, dan sebagainya. Guru juga
mengajarkan nilai-nilai moral dan nilai-nilai akhlak yang tinggi kepada
murid-muridnya. Ia tidak hanya memberikan pengetahuan saat di sekolah, tetapi
juga memberikan bimbingan saat dibutuhkan di luar sekolah.
Pada kenyataan ini, siapapun yang
menjalankan profesi sebagai guru harus memiliki kepekaan terhadap berbagai
realitas dan dinamika kehidupan. Guru tidak hanya dituntut agar mampu melakukan
transformasi ilmu dan pengetahuan kepada siswa semata. Tapi guru juga harus
memiliki tanggung jawab yang besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
termasuk membangun karakter dan kemampuan literasi siswa.
Guru dituntut mengajarkan
kebaikan-kebaikan yang mungkin tidak didapatkan seorang anak dari orang tuanya
di rumah. Tanpa pendidikan dan bimbingannya, bisa jadi kita tidak akan
mengetahui segala yang nyata maupun yang tersembunyi di alam raya ini. Tanpa
bimbingannya pula, bisa jadi kita tidak dapat membedakan mana yang benar maupun
yang salah, mana yang diperbolehkan dan mana yang dilarang. Jasa seorang guru
dalam mendidik dan mencerdaskan murid-muridnya tidaklah dapat diukur dengan
materi. Berkat jasa gurulah, kita menjadi terpelajar, menjadi orang yang
berilmu sehingga dapat membedakan mana hal yang baik dan buruk.
Indikator guru layak digugu adalah
kompetensi guru. Guru yang kompeten. Guru yang memiliki
kompetensi dalam memahami problematika pembelajaran. Belajar bukanlah proses
untuk menjadikan siswa sebagai “ahli” pada disiplin ilmu tertentu. Belajar
adalah proses agar siswa dapat menemukan potensi dan jati dirinya terhadap
disiplin ilmu. Dengan belajar, siswa seharusnya mendapat ruang yang lebh besar
untuk menambah “pengalaman”. Siswa lebih membutuhkan ‘pengalaman” dalam
belajar, bukan “pengetahuan”.
Dalam konteks inilah, guru harus
memiliki kompetensi yang cukup dalam proses pembelajaran. Dukungan kompetensi
guru yang memadai pada akhirnya akan meniadakan problematika pembelajaran yang
bertumpu pada kurikulum dan garis besar program pengajaran. Kompetensi guru
adalah titik sentral proses pembelajaran saat ini. Kompotensi guru harus
berpijak pada kemampuan guru dalam mengajarkan materi pelajaran secara menarik,
inovatif, dan kreatif yang mampu membangkitkan kegairahansiswa dalam belajar.
Sikap guru adalah indikator yang
menjadikan guru pantas ditiru. Sekalipun sibuk mengurus sertifikasi
atau kesejahteraan, guru harus memiliki sikap bangga dan patriotrik terhadap
prefesi yang dipilihnya. Sikap guru yang terlalu biasa, kurang positif terhadap
mata pelajaran tidak pantas terlihat pada diri siswa. Bangga mengajar mata
pelajaran yang menjadi spesialisasinya adalah sikap guru yang utama. Sikap
bangga inilah yang akan menjadikan guru lebih bergairah dalam mengajar sehingga
dapat memberi nilai tambah, di samping proses pembelajarn menjadi menarik.
Ketahuilah, sikap guru adalah keteladanan siswa terhadap mata pelajaran yang
diikutinya.
Referensi:
www.ilmudaninfo.com
0 komentar:
Post a Comment